Secara umum, kita bisa membedakan karya tulis berdasarkan sifatnya menjadi karya tulis yang fiksi dan karya tulis yang bersifat ilmiah.
Karya tulis yang bersifat fiksi merupakan hasil karya manusia yang berasal dari imajinasi, emosi dan kondisi kejiwaan manusia. Karya tulis yang bersifat fiksi ini bisa berupa prosa atau bisa juga berwujud puisi.
Sedangkan karya tulis yang bersifat ilmiah adalah karya tulis yang lahir dari olah pikir manusia dan berdasarkan pada fakta. Kita bisa memasukkan skripsi, laporan penelitian, opini, dan artikel ke dalam kategori karya tulis yang bersifat ilmiah.
Skripsi dan laporan penelitian adalah ilmiah yang memerlukan metode dalam penyusunannya. Metode tersebut bisa diawali dengan pengumpulan data, analisis, dan pengambilan kesimpulan.
Pengumpulan data dalam laporan penelitian bisa dilakukan dengan berbagai metode. Contohnya antara lain; eksperimen, studi pustaka, dan kuesioner.
Eksperimen biasanya dilakukan untuk penelitian yang membutuhkan data berupa angka-angka. Sebuah eksperimen membutuhkan suatu kondisi yang terkendali untuk mendapatkan data yang akurat. Itulah sebabnya mengapa sebuah eksperimen biasa dilakukan di laboratorium.
Lain lagi dengan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk penelitian-penelitian yang objek yang diteliti tidak bisa atau sulit didatangkan. Entah itu karena kendala biaya, atau karena suatu kemustahilan. Misalnya penelitian seorang anak SMA tentang budaya tertentu masyarakata Perancis. Tentu akan membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan bisa saja tidak relevan secara finansial. Sehingga studi pustaka adalah jalan keluarnya. Yakni dengan meneliti berbagai makalah atau laporan penelitian lain yang berhubungan dengan hal tersebut yang akhirnya akan menunjang penelitian yang dimaksud. Sebuah visi yang tajam dibutuhkan disini. Karena jika tidak, seorang peneliti bisa terjebak dalam pembajakan atau plagiarisme.
Sedangkan kendala ketidakmungkinan yang disinggung dalam kendala laporan penelitian diatas misalnya adalah kendala waktu. Misalnya penelitian yang berhubungan dengan detik-detik proklamasi.
Tentu kita tidak bisa mengulangi kejadian tersebut untuk mendapatkan data kita. Sehingga hal yang paling mungkin adalah mempelajari tulisan-tulisan atau data-data yang sudah ada sebelumnya. Entah itu surat kabar yang pernah terbit pada masa itu, catatan-catatan kenegaraan, atau bahkan jurnal-jurnal wartawan yang diterbitkan pada masa tersebut.
Metode yang berikutnya, yakni kuesioner biasanya dilakukan untuk penelitian yang bersifat sosial.
Karya tulis ilmiah yang lain, yakni opini dan artikel memiliki karakteristik yang lain lagi. Opini biasanya ditulis karena adanya ironisme. Yakni ketidaksesuaian antara harapan dengan keinginan. Kasus Prita misalnya, bisa menjadi topik yang sangat hangat untuk diulas menjadi sebuah karya tulis.
Sedangkan artikel, banyak orang mempermudah pendefinisiannya menjadi sebuah tulisan ilmiah yang mempunyai ciri 5 W 1 H.
Apa itu 5 W 1 H?
5 W 1 H adalah kependekan dari; What, Where, When, Who, Why, dan How
atau dalam bahasa Indonesia menjadi; Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Kenapa, dan Bagaimana.
Tulisan-tulisan di surat kabar bisa dikategorikan kedalam karya tulis ilmiah yang berupa artikel. Karena tulisan-tulisan di surat kabar, semisal gempa di padang, operasi pasar oleh bulog dan lain-lain biasanya menyertakan;
Apa yang terjadi:
- Gempa sumbar; Gempa
- Operasi pasar; Operasi Pasar
- Gempa sumbar; Di sumatera barat
- Dimana kejadiannya: Di pasar daerah tertentu
- Gempa sumbar; Tanggal sekian
- Dimana kejadiannya: Tanggal sekian
- Gempa sumbar; Para penduduk di sumatera barat
- Dimana kejadiannya: Bulog
- Gempa sumbar; Karena pergeseran lempeng tektonik
- Dimana kejadiannya: karena kelangkaan atau naiknya harga beras
- Gempa sumbar; begini-begitu
- Dimana kejadiannya: begini-begitu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar