Selasa, 19 Maret 2013

Putu Wijaya

I Gusti Ngurah Putu Wijaya (lahir di Puri Anom TabananTabananBali11 April 1944; umur 68 tahun) adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia penulis drama,cerpenesainovel dan juga skenario film dan sinetron[1]

Putu Wijaya adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak dan ibunya bernama Mekel Ermawati. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarahbahasa, dan ilmu bumi.
Putu menulis sejak SMP. Tulisan pertamanya sebuah cerita pendek berjudul "Etsa" dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Pertama kali main drama ketika di SMA, memainkan drama sendiri dan menyutradarai dengan kelompok yang didirikannya sendiri di Yogyakarta. Ikut Bengkel Teater 1967-1969. Kemudian bergabung dengan Teater Kecil di Jakarta. Sempat main satu kali dalam pementasan Teater Populer. Selanjutnya dengan Teater Mandiri yang didirikan pada tahun 1971, dengan konsep "Bertolak dari Yang Ada. [2]
Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri, beberapa diantaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di MadisonConnecticut dan di LaMaMa, New York City, dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling Amerika[3]. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.

Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada Harian Kompas dan Sinar Harapan. Novel-novel karyanya sering muncul dimajalah KartiniFemina, dan Horison. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai seorang penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah MalamTelegramPabrikKeokTiba-Tiba MalamSobat,Nyali. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa BelandaInggrisRusiaPerancisJepangArab dan Thai[4]

BELAJAR LAWAN KATA

Pengertian Antonim

Antonim merupakan kata yang memiliki arti yang berlawanan makna

contoh kata antonim misalnya ; suami lawan katanya  istri, tua lawan katanya muda, besar lawan katanya kecil, pria lawan katanya wanita, dan masih banyak lagi

Contoh kalimat yang menggunakan kata antonim sebagai berikut :

panas x dingin.
gelap x terang




Macam-macam Antonim :

A. Antonim Kembar
B. Antonim Majemuk
C. Antonim Gradual



A) Antonim Kembar, Kata-kata yang berlawanan makna, terbatas hanya dua unsur saja.
Contoh : 
  • perjaka x gadis
  • jantan x betina
  • jauh x dekat


B) Antonim Majemuk, Perlawan makna dengan beberapa kata.
Contoh : 
  • merah x tidak merah ( seperti : putih, hijau, biru )


C) Antonim Gradual, Perlawanan dengan tingkatan makna.
Contoh : 
  • gemuk x agak gemuk
  • gemuk x kurang gemuk
  • gemuk x tidak gemuk 

Unsur_Unsur Intrinsik Cerpen


Sebagaimana novel, cerpen juga dibentuk atas unsure ekstrinsik dan intrinsik. Meskipun bentuknya pendek, bahkan ada. Yang cuma 1 halaman, di dalamnya terdapat unsur-unsur intrinsik secara lengkap, yaitu tema,amanat,tokoh, alur, latar, sudut padang pengarang,dan dialog.
Unsur – unsur intrinsic cerpen mencakup : tema, alur, latar, perwatakan, sudut pandang, dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.
a. Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
b. Latar . setting adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
c. Alur / plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur – angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
6. Perwatakan :
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
- Dialog tokoh
- Penjelasan tokoh
- Penggambaran fisik tokoh
7. Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang emalalui cerita.

Anak Suka Membaca



membuat kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan baginya.
1. Beri contoh dengan rajin membaca. Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Sebelum meminta anak untuk rajin membaca, Anda lebih dulu harus gemar membaca. Ajak mereka membaca setiap hari, walaupun hanya satu jam setiap harinya. Dengan cara ini, anak akan menganggap membaca adalah kegiatan yang penting dan harus dilakukan.
2. Ciptakan tempat yang nyaman untuk membaca, misalnya kursi yang empuk, atau sofa dengan bantal empuk.

3. Biarkan anak memilih buku yang akan dibaca. Hal ini akan membantu Anda untuk tetap membuat anak tertarik pada buku bacaan sekaligus membuat mereka merasa berguna. Mengunjungi perpustakaan secara rutin akan membantu proses pemilihan buku yang dibaca menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

4. Bicarakan tentang sampul buku. 
Anak biasanya akan memilih buku dengan desain sampul yang menarik dan lucu. Ajak mereka untuk menebak isi buku dari penampilan sampulnya. Siapa saja tokoh ceritanya, atau siapa yang menjadi "penjahatnya".

5. Sering menonton film asing, dimana sang tokoh membacakan dongeng dengan mengubah intonasi suara yang berbeda untuk setiap karakternya? Sesekali lakukan hal ini untuk menambah ketertarikan anak saat membaca buku. Pastikan Anda tidak membacanya terlalu cepat agar mereka bisa memahami isi cerita Anda.

6. Tunjukkan gambar-gambar menarik ketika membacakan buku cerita. Gambar tidak hanya membuat anak lebih terpaku pada isi buku, tetapi juga membantu mereka untuk lebih memahami perilaku tokoh-tokohnya, dan jalan ceritanya.

7.
 Setelah membacakan buku, ceritakan kembali pesan moral dalam cerita tersebut. Beri penekanan pada kata-kata penting yang bisa bermanfaat untuk mereka.

8. Cobalah untuk menghubungkan kisah di dalam buku, dengan realita dalam kehidupan Anda dan anak. Berikan contoh bagaimana anak harus bertindak ketika menghadapi sesuatu, berdasarkan apa yang dilakukan tokoh dalam cerita.

9. Pancing sifat kritis anak terhadap buku dengan memberikan beberapa pertanyaan seperti, "Cerita mana yang kamu suka?", atau, "Cerita mana yang tak kau suka?", atau "Apa yang kamu pelajari dari cerita ini?"

10. Berikan variasi pada aneka bacaan yang Anda pilih, agar anak tidak bosan saat mendengarkan Anda bercerita.